Minggu, 16 Januari 2011

Tentang Ayah

Bagi seseorang yang sudah dewasa, yang sedang jauh dari orang tua, akan sering merasa kangen dengan ibunya.

Lalu bagaimana dengan ayahnya?

Ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaan setiap hari.

Tapi tahukah kamu, jika ternyata ayahlah yang mengingatkan ibu untuk menelepon kita?

Saat kecil, ibulah yang lebih sering mendongeng untuk kita.

Tapi tahukah kamu, bahwa sepulang ayah bekerja, dengan wajah lelah beliau selalu menanyakan apa saja yang kita lakukan seharian.

Saat kita sedang sakit batuk atau pilek, ayah kadang membentak, agar kita tidak minum es.

Tapi tahukah kamu bahwa itu karena ayah khawatir.

Ketika kita remaja, kita menuntut untuk mendapat ijin keluar malam, ayah dengan tegas berkata "tidak boleh!".

Sadarkah kita bahwa ayah ingin menjagamu?

Karena bagi ayah kita adalah sesuatu yang sangat berharga.

Saat kita bisa lebih dipercaya, ayahpun melonggarkan peraturannya,
Kita pun akan memaksa untuk melanggar jam malamnya, maka yang dilakukan ayah adalah menunggu diruang tamu dengan sangat khawatir.

Ketika kita dewasa dan harus kuliah di kota lain, ayah harus melepasmu.

Tahukah kamu bahwa badan ayah terasa kaku untuk memeluk kita? dan ayah sangat ingin menangis?

Di saat kita memerlukan ini itu untuk keperluan kuliah kita, ayah hanya mengernyitkan dahi.

Tapi tanpa menolak ayah memenuhinya.

Saat kita diwisuda, ayah adalah orang pertama yang berdiri dan bertepuk tangan untuk kita,

ayah akan tersenyum dan bangga.

Sampai ketika pasangan kita datang untuk meminta izin mengambil kita dari ayah,

ayah akan berhati-hati dalam memberi izin.

Dan pada akhirnya, saat ayah melihat kita duduk di pelaminan bersama orang yang dianggapnya pantas, ayahpun tersenyum bahagia.

Apakah kamu tahu bahwa ayah sempat pergi kebelakang dan menangis?

Ia menangis karena bahagia, dan berdoa; "Ya Tuhan, tugasku telah selesai dengan baik, bahagiakan putra/putri kecilku yang manis bersama pasangannya."

Dan setelah itu, ayah hanya bisa menunggu kedatangan kita bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk dengan rambutnya yang memutih dan badannya yang tak lagi kuat untuk menjaga kita.

Sayangi dan cintailah ayah kita seperti beliau menaburkan kasih sayangnya pada kita...